Akibatnya, kata bupati, sejumlah anggaran program yang tersebar di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) mengalami pengurangan.
“Sejumlah SKPD harus merelakan sejumlah program yang sudah direncanakan sebelumnya sebagai target kinerja strategis untuk dialihkan ke bidang kesehatan dan Belanja Tak Terduga (BTT), meski anggaran bidang ini sebenarnya sudah terpenuhi sesuai mandatory spending dalam format APBD 2021,” ungkapnya.
Ketika diminta tanggapannya, mengenai besarnya jumlah anggaran parsial yang akan diarahkan untuk penanganan Covid-19, Bupati Bone, Andi Fahsar tidak memberi penjelasan secara rinci mengenai peruntukkannya.Fahsar yang baru saja memimpin rapat kerja, tentang refocusing dan realokasi tersebut, hanya bisa mengasumsikan jika sebagian besar anggaran parsial itu kemungkinan akan digunakan untuk pembelian vaksin Covid-19.
“Memang akan digunakan untuk mendukung pelaksanaan vaksin dan penanganan Covid-19, seperti honor tenaga kesehatan, tapi saya juga perkirakan bisa saja nantinya akan digunakan untuk pembelian vaksin,” kata Fahsar kepada wartawan usai rapat beberapa waktu lalu.
Keprihatinan bupati dua periode ini cukup beralasan, karena refocusing dan realokasi anggaran untuk Covid-19 ini, bukan hanya berlaku pada anggaran SKPD, tapi merembes pada beberapa item anggaran seperti Dana Insentif Daerah (DID) Dana Kelurahan dan Dana Desa (DD) dengan porsi yang cukup besar. “Di lain sisi, rincian kebutuhan daerah dalam penanganan Covid-19 justru tidak tergambar dengan jelas pada PMK tersebut,” tutup bupati. (Ichal/rn-bone)
0 Komentar