INSPIRASI PAGI : "Lingkaran Cahaya Dan Lingkaran Kegelapan"

Oleh Safri Mustakim

Ketika seseorang memasuki lingkaran (komunitas) tertentu, boleh jadi orang itu, akan membatasi cara pandangnya dalam melihat tata ruang disekitarnya. Atau mungkin juga, orang tersebut sedang menata ruang dan waktu dalam komunitasnya, tanpa menafikan komunitas lainnya. Tetapi, saat seseorang mencatut dirinya tidak masuk dalam lingkaran, maka boleh jadi, orang tersebut dalam zona 'merdeka' atau bisa jadi orang tersebut menjadi "LIAR".

Dua premis diatas selalu hadir dalam tema-tema kehidupan kita. Sebut saja, kelompok, komunitas, club, gank, from, ormas, aliansi, kerukunan, ikatan keluarga, ikatan alumni dan istilah lain yang sinonim.

Semua istilah tersebut sengaja dibuat oleh manusia atau kumpulan individu untuk mengajak individu lainnya, agar ta’arruf dan keakraban antara individu dan individu lainnya saling berinteraksi, atau meminjam istilah Soerjono Soekanto (Pengarang Buku : "Sosiologi Suatu Pengantar"), kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.

Sifat manusia untuk lebih berkualitas dan bermartabat, merupakan ciri khas yang mengikat sebuah karakteristik dirinya. Mengangkat citra dan harkatnya, sehingga bermuara kepada sebuah peradaban yang berbudaya.

Sampai disini, Lingkaran yang dimaksud adalah Lingkaran yang kadang menjadi simbol pembatasan dalam kurva yang melambangkan pertahanan, menjaga hal-hal yang ada di dalam dan menunjukkan suatu komunitas, integritas dan kesempurnaan. Dalam pengertian sederhana membangun manusia berbudaya, tentu bertujuan untuk lebih eksis dan bereksistensi. Eksis dalam pengertian lebih progressif dalam membangun inovasi dan motivasi positif dalam lingkaran kehidupannya. Sementara mereka satu persatu, berkeinginan menemukan jati dirinya sebagai insan kamil (makhluk Tuhan yang paripurna). Pada prinsipnya manusia bertujuan hidup lebih baik dan bahagia. Bukan saja di alam fana ini, tetapi di alam akhirat (alam ketika manusia telah mati). Namun, pertanyaannya kemudian, apakah semua orang meski membuat atau harus masuk dalam sebuah lingkaran?

Pertanyaan tersebut, tentu sangat menarik. Meski diakui, bahwa setiap individu sadar atau tidak, ia pasti membuat lingkaran dan masuk dalam lingkaran tertentu. Walaupun pada realitasnya, ia berada dalam lingkaran, namun tingkat kesadarannya tak mampu memahami wilayah lingkarannya.

Mereka tidak bisa menafikan, bahwa sekecil apapun lingkaran itu, tetap adalah lingkaran. Dan dapat dipastikan semua manusia punya lingkaran dalam kehidupannya. Sebut lingkaran terkecil adalah keluarganya.

Mungkin istilah lingkaran, lebih dipahami jika disebut sebuah bundaran atau bulatan, laksana bulan atau matahari dan beberapa jumlah planet yang berada dalam lingkaran alam semesta. Hanya saja, yang mampu dipahami pada sebuah lingkaran disini adalah komunitas.

Makna lain dari komunitas adalah kelompok, group, mahzab dan kafilah. Dalam wilayah komunitas tentu memiliki segmen atau pembagian yang lebih spesifik. Tetapi pada umumnya komunitas dibagi dua ada komunitas berwilayah pada kesucian, kebaikan dan kebenaran. Ada yang komunitas berwilayah pada kenistaan, keburukan dan kejahatan.

Istilah Al-Qurannya : “Allah pelindung orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka adalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya”. (Al-Baqarah, Ayat : 257).

Sebuah pengertian sederhananya mungkin, Allah SWT seakan mengajari kita bahwa ada yang disebut komunitas beriman. Lebih umum disebut Komunitas Cahaya, Komunitas Kesucian dan Komunitas berIman, mungkin lebih mudah diistilahkan Lingkaran Cahaya. Sementara yang kedua adalah Komunitas Kafir, Komunitas Syaitaniah atau sederhananya disebut Komuitas Kegelapan atau Lingkaran Kegelapan.

Manusia tinggal memilih salah satu dari dua lingkaran tersebut, sebab mustahil memilih dua-duanya. Sebab kategorinya berbeda dan kualitas serta marwahnya yang sangat berbeda. Ibarat warna Hitam dan Putih, memiliki perbedaan yang amat signifikan dan ketika disatukan warna tersebut, dipastikan menimbulkan corak warna lain, dan tidak lagi berada pada warna dasarnya.

Akhir qalam, hanya orang-orang yang memilih dan terpilih memasuki wllayah Lingkaran Cahaya. Sedangkan yang menolak, maka orang-orang tersebut masuk dalam wilayah Lingkaran Kegelapan. Bergantung kualitas keimanan seseorang dalam menggapai Lingkaran Cahaya tersebut.

Wallahu Waalam, Hanya Allah Azza Wajalla Yang Maha Tahu. Semoga inspirasi pagi ini bermanfaat untuk kita semua dalam menemani, coffee break anda. Penulis: Penggiat Sosial dan Pendidikan, Tinggal Di Makassar

Posting Komentar

0 Komentar