Vaksin Kanker Serviks Bergerak Di SDI Rappokalling 2 Makassar

 

realitasnews.info,-  Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dan sejumlah rumah sakit,  yang menjadi responden riset ini, terpaksa mengurangi kapasitas layanan pendeteksian kanker dan layanan vaksinasi HPV. Pasalnya, riset ini merupakan bagian dari penelitian kerja sama empat tahun dari 2018 – 2022, tentang pengalaman perempuan yang terkena kanker serviks.

Menurut data YKI, Respons Indonesia terhadap pengendalian kanker serviks, sebelum wabah Covid-19, setiap hari 50 perempuan di Indonesia meninggal akibat kanker serviks. Kanker reproduksi perempuan ini paling mematikan di negeri ini, karena kerap kali terlambat dideteksi dan diobati. Padahal, pertumbuhan sel-sel kanker dileher rahim ini dapat dicegah dengan vaksinasi Human Papilomavirus ( HPV ) dan dapat diobati jika terdiagnosis pada stadium awal.

Vaksinasi HPV disebut sebagai pencegahan primer untuk kanker serviks, yang bisa dilakukan sejak usia dini, tak hanya lebih ekonomi tapi juga memberi proteksi yang lebih baik karena antibodi yang terbentuk lebih optimal, dibandingkan bila vaksin diberikan pada usia yang lebih dewasa. Pentingya melakukan vaksinasi HPV terhadap kaum perempuan, membuat pemerintah merencanakan untuk membuat program vaksinasi HPV sebagai Program Nasional.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Sekolah (Kepsek) SDI Rappokalling 2, Kecamatan Tallo, Makassar, Jumriah, S.Pd., ketika dikonfirmasi awak media diruang kerjanya baru- bari ini mengatakan, Tim Vaksin datang di Puskesmas Rappokalling untuk pemeriksaan, setiap tahunnya bagi siswa SDI Rappokalling 2, diwilayah masinh- masing.

Sambung Jumriah, Pria dan Wanita khusus kelas 1 dan 2  dalam pemeriksaan berselang 22 hari Kanker Serviks sudah dilakukan. Kalau kelas 5 dan 6, khusus perempuan saja, dan kelas 3 dan 4 tidak disuntik, kepada kepala sekolah,” ungkap Jumriah meniru penyampaian dokter.

Lanjut  Jumriah, S.PD mengatakan, deteksi dini kanker serviks menjadi sangat penting, Deteksi dapat dilakukan melalui pemeriksaan inspeksi Visual Asam Asetat ( IVA ), yang juga telah ditetapkan sebagai Program Nasional oleh Departemen Kesehatan sebagai bentuk pencegahan kanker serviks.

“Ini dapat dilakukan pula, upaya proteksi spesifik dengan memberikan Imunisasi aLHuman Papiloma Virus ( HPV),"  jelasnya.


Selain itu, kata Jumriah, kasus terjadinya penyakit kanker semakin meningkat sering dengan perubahan pola hidup masyarakat, khususnya pola makan yang lebih mengutamakan makanan Instan atau cepat saji. Salah satunya adalah kanker serviks yang disebabkan virus HPV.

“Jadi dengan adanya pemberian vaksin  disekolah-sekolah, ini sangat mendukung bagi siswa-siswi kami yang duduk dibangku SD," kuncinya. (lis/rn-mks)

Posting Komentar

0 Komentar