Lagi, MOS Sekolah Renggut Nyawa

TRAGEDI Maut, Masa Orientasi Siswa (MOS), hampir setiap tahun terjadi. Pasalnya, usai penerimaan Siswa dan Mahasiswa Baru pihak sekolah atau kampus menjadikan momen MOS sebagai gerbang awal bagi para murid baru untuk mengenal lingkungan belajar mereka dalam beberapa tahun ke depan. Tak jarang, kegiatan yang juga sering digunakan sebagai ajang perpeloncoan ini. Sialnya,  MOS kerap dihiasi dengan banyak kegiatan. Salah satunya bahkan tak jarang menjurus pada kekerasan fisik pada calon murid baru yang ikut.

MOS salah satu SMK di Makassar
Seperti yang baru-baru ini terjadi, salah seorang SMA Taruna Indonesia, Palembang diberitakan meninggal saat mengikti kegiatan MOS di sekolahnya. Dilansir dari News.detik.com, Polisi menyebut korban yang bernama Dewlyn Berli, wafat akibat dipukul menggunakan bambu. Peristiwa ini seolah mengingatkan, betapa banyak rentetan kisah pilu yang menghiasi Indonesia kala acara MOS tengah berlangsung.

Berita tentang wafatnya seorang siswa SMA Taruna Indonesia, Palembang, Sumatera Selatan cukup mengejutkan banyak pihak. Terlebih, peristiwa tersebut terjadi pada saat kegiatan MOS tengah digelar. Dikutip dari laman News.detik.com, Polisi menyebut korban yang bernama Dewlyn Berli, tewas akibat dipukul pakai bambu. Untuk kasus ini, pihak berwajib menetapkan pembina SMA Taruna Indonesia berinisial OFA sebagai tersangka.

MOS yang memang salah satu tradisi ajaran baru di sekolah-sekolah, semestinya bisa diisi dengan program-program yang bermanfaat. Alih-alih menggunakan fisik yang ujung-ujungnya menjadi kekerasan, hal tersebut bisa diganti sesuai kebutuhan agar calo siswa memiliki bekal yang cukup pengalaman sebelum mengarungi proses belajar di sekolahnya.

Belum cerita tragedi SMA Taruna Indonesia, lagi-lagi ospek maut yang merenggut nyawa Fikri Dolasmantya Surya, Tak ada yang menduga jika ospek yang dikemas dalam acara Kemah Bakti Desa oleh Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang memakan korban. Dikutip dari News.detik.com, mahasiswa baru jurusan Planologi yang bernama Fikri Dolasmantya Surya, diduga meninggal tidak wajar di sela kegiatan tersebut. Meski tak mengakui ada kekerasan sebagaimana tudingan pihak luar, Rektor Suparno mengambil kebijakan menghapus ospek. Sebagai gantinya, akan digelar pendidikan karakter di dalam kampus.


Lain halnya, MOS yang dialami Evan Christoper Situmorang wafat setelah rasakan nyeri di kakinya
Evan Christoper Situmorang yang merupakan siswa baru SMP Flora, Pondok Ungu Permai, diketahui telah meninggal dunia setelah kedua kakinya sakit selama dua minggu.

Dikutip dari laman Megapolitan.kompas.com, Evan sebelumnya berjalan hingga 4 kilometer atas perintah seniornya saat hari terakhir masa orientasi siswa (MOS) di sekolahnya. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari kegiatan “cinta lingkungan” yang diadakan oleh panitia. Sebelum wafat, Evan mengeluh kakinya sakit hingga merasa keram dan kebiru-biruan.
(sumber : https://today.line.me/id/pc/article/4)

Posting Komentar

0 Komentar