Merajut Sejuta Cerita (Nostalgia)

Waktu itu tak terasa, berputar laksana jarum jam, silih berganti bak siang dan malam.
Perjalanan hidup yang terus bergerak, seperti derap langkah yang terus maju, seiring roda kehidupan yang berputar.

Siapa yang menyangka, bila sekian puluh tahun lamanya berpisah, tiba-tiba bertemu dengan penuh suka cita dan kerinduan yang mendalam, seakan melukis cakrawala di langit biru yang terangkai pelangi membias diantara panorama alam menyanyikan simponi kerinduannya.

Tapak-tapak kaki dan detak nafas itu terasa dalam sebuah dekapan, saat sejumlah kawanku yang di STM Pembangunan bertemu disebuah warkop di Jalan Pongtiku Kota Makassar, mereka tampak dengan wajah ceria dan bercahaya, belum nampak perubahan yang signifikan, namun rambut yang dulu hitam kini pada memutih.

Suara gaduh, tawa dan canda seakan memecah kesunyian. Cerita-cerita nostalgia semasa dibangku STM Pembangunan merajut sejuta kenangan indah, mulai cerita jahil kepada teman kelas hingga pada penjual bubur dan jadi 'doja' (marbok) di Mushalla Bidayatul Falah.
Kini, kami bercerita sejarah, tentang dulu, kini dan akan datang, semoga semuanya akan berjalan lancar, sukses dan damai. (Inspirasi/RN-sfr)

Posting Komentar

0 Komentar