Sepotong Surga Di Kepaluan Spermonde Sulawesi Selatan

Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (BUDPAR) Prov. Sulsel Gelar FAM Trip Press Tour and Marine Excursion di Kepulauan  Spermonde. Dalam Rangka Marine Tourism Visit South Sulawesi 2016

wartawan saat menyelam sambil mengambil gambar
Boleh dikata, banyak orang yang belum kenal apa, dimana dan bagaimana itu Kepulauan Spermonde (Spermonde Shelf) atau lebih akrab disapa ‘gugusan pulau berbentuk sperma’.  Konon kabarnya, orang Belanda menyebut gugusan pulau ini dengan sebutan  “Spermonde”,  yang berasal dari kata Sper (sperma) dan kata Monde (Kepulauan), karena dari udara pulau-pulau ini terlihat seperti pergerakan sperma yang berjejer.

Dari topografi  Kepulauan Spermonde terletak di 5° LS, disisi Timur dibatasi daratan utama Pulau Sulawesi dan disisi Barat dibatasi oleh Selat Makassar. Kepulauan  Spermonde dikenal oleh masyarakat pulau sebagai pulau-pulau Sangkarang, Ada 78 genera dengan total spesies 262. Kepulauan Spermonde ini memiliki luas area sekira 150 km² dan terdiri atas sekira 163 pulau berpenghuni dan tidak berpenghuni,  mulai dari Kabupaten Takalar, Makassar, Pangkajene, Barru sampai Mamuju Provinsi Sulawesi Barat.

Bagi pehobi olahraga penyelaman (diving) kawasan ini sudah tidak asing lagi. Sejumlah spot penyelaman cukup dikenal di kawasan ini antara lain,  Mercusuar, Samalona West, DPL Point, Jetty/House Reef, Foliose Point, Baby Coral, Eliana Point, Nudieville, Kampung Anemone.

Titik selam terbaik di kawasan ini di Taman Laut Kapoposang, tepatnya di Pulau Kapoposang, Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep). Di Kapoposang ini ditemukan terumbu karang dengan kontur curam (drop off), atau melintang secara vertikal membentuk sebuah dinding, jarang ditemukan di tempat lain. Tidak heran, bila banyak penyelam menyebutnya sebagai surga.
 Tidak berlebihan, bila Kepulauan Spermonde disebut “Sepotong Surga” yang jatuh dari langit. Pasalnya, aneka ragam biota laut dengan panorama pasir putih seakan menyatu bersama birunya air laut yang jernih. Keindahan yang eksotik pulaunya membentang di cakrawala, dengan Nyiur hijau melambai dan keramah-tamahan penduduknya serta deru ombaknya nan damai, seakan membisikkan nyanyian rindu yang amat mempesona.

Melihat potensi Wisata Bahari (excursion) Sulsel yang amat banyak dan eksotik, sehingga pihak Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (BUDPAR) Provinsi Sulsel menggelar FAM Trip Press Tour and Marine Excursion di Kepulauan  Spermonde bekerjasama dengan mitra kerja Institusi Gabungan Pengusaha Industri Wisata Bahari (GAHAWISTRI). 

Dalam jumpa pers, Ketua GAHAWISTRI, Bakri Aladin mengungkapkan, kegiatan  seperti ini, patut diapresiasi oleh semua kalangan. Pasalnya, tujuan Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (BUDPAR) Provinsi Sulsel menggelar FAM Trip Press Tour and Marine Excursion di Kepulauan  Spermonde, agar insan pers dapat melakukan perjalanan wisata bahari, memberi kesaksian dan apresiasi wisata bahari Sulsel sekaligus memperkenalkan dan mengeksplore potensi dan distinasi wisata bahari Sulawesi Selatan di Kepulauan Spermonde, baik dalam bentuk tulisan, blog, warta dan berita (cetak dan elektronik) dalam mendukung Marine Tourism Visit South Sulawesi 2016.

Lanjut Bakri menjelaskan, kegiatan FAM Trip Pres Tour and Marine Excursion, mengajak sejumlah wartawan untuk lebih kenal dengan Kepulauan Spermonde yang ada di Sulsel.  Sebelum berangkat, kata Bakri, semua kru briefing dan technical meeting, di embarkasi di warung & café Pak’E, POLAIR Sulsel, kemudian berangkat pukul 00:00 wita menuju Pulau Kapoposang, Pangkep dan tiba jam 06:00 pagi.
“Jadi perjalanan selama sehari full, akan menjalajahi sejumlah pulau, yaitu Kapoposang, Lanjukang, Kodingareng Keke dan Samalona,” ungkap Bakri Aladin awak media yang hadir. 

Sambung Bakri, adapun kegiatan yang dilakukan, yaitu Island sightseeing and hunting view, kunjungan wisata budaya masyarakat maritim, Snorkeling and diving (experimental dive. Fun dive, night dive dan free dive), berikutnya Hunting view dan underwarter documntatation (dokumentasi panorama pulau), terakhir diskusi lepas liveaboard and on Resort Kapoposang Island.

Pulau Kapoposan – Pangkep
Pukul 06 : 00 wita, Kapal Wisata, yang di Nakhodai Alex, merapat di dermaga Pulau Kapoposang. Hari itu, Minggu 23 Oktober 2016, hamparan Pasir putih dan  biota lautnya sangat indah ditambah rindangnya pohon pinus dan nyiur hijau membawa pesona kesejukan.

Tidak hanya itu,  senyuman dan keramah tamahan warga Pulau Kapoposan terasa kekeluargaan menyatu satu dengan yang lainnya.  Lingkungan yang asri  dan kebersihan pulau ini membuat para pengunjung atau wisatawan baik lokal dan mancanegara merasa nyaman dan betah menikmati panorama Pulau Kapoposan yang terkenal sebagai surga bagi olahraga selam.

Secara administrasi, Pulau Kapoposan memang tercatat dalam wilayah Desa Mattiro Ujung, Kecamatan Liukang Tupabbiring. Diapik sejumlah pulau, seperti Pulau Papandangan dan Pulau Kondongbali.  Wilayah ini merupakan salah satu dari empat kecamatan yang dimiliki Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) yang wilayahnya berada di pulau.

Menurut Kepala Dusun Kapoposan, Amir P,  Warga Pulau Kapoposan sangat ramah kepada setiap pendatang. Jangan heran, bila Anda mencoba menelusuri jalan-jalan di pulau itu, setiap warga yang ditemui atau sedang berada di teras rumahnya, akan menyapa dan mengajak mampir.

Lanjut Amir menuturkan, dulu Pulau Kapoposan ini, terkenal dengan nyamuk malarianya. Namun, kata Amir, sejak 4 tahun terakhir nyamuk malaria itu, sudah hilang dan tidak ada sama sekali. Itu dikarenakan ada kelambu bantuan Negara Jepang, yang dipasang setiap rumah, sehingga nyamuk malaria itu, apabila hinggap pada kelambu tersebut akan mati.
“Jadi sekarang sudah tidak ada lagi nyamuk malaria, di Pulau Kapoposan ini. Saya berharap baik pemerintah maupun masyarakat umum jangan lagi takut datang di Pulau Kapoposan,” tuturnya meyakinkan.

Eksetotik Pulau Kapoposan 
Jalan-jalan di pagi hari, mengelilingi pulau yang satu ini memang menjadi salah satu pilihan menarik. Kicauan camar dan suara ombak memecah kesunyian sembari menikmati indahnya mentari pagi, dapat disaksikan dibibir pantai.  Udara pagi yang tanpa polusi ini membuat paru-paru kita semakin sehat menghirupnya diantara hutan-hutan mini pulau ini menambah lengkap Press Tour and Marine Excursion.

Ditempat terpisah,  terdapat penangkaran Penyu, baik yang masih umur mingguan hingga 3 - 4 bulan. Menurut petugas penangkaran penyu tersebut,  bahwa penyu yang umur 4 bulan sudah bisa dilepas kehabitatnya. “Jadi sudah ada ribuan penyu yang kami lepas kembali kehabitatnya, “ jelasnya.

Sekadar info, kata salah satu warga,  bahwa hutan di Pulau Kapoposang menjadi  penelitian bagi kalangan pelancong. Menurut keterangan sejumlah masyarakat, pernah  ditemukan sejenis burung yang konon hanya ada di Pulau Kapoposan. Namun bagi warga setempat, burung itu dianggap biasa-biasa saja. Pelancong yang kerap ke sana menyebutnya Burung Konde karena memiliki jambul di bagian kepala mirip konde. Burung tersebut mirip Burung Maleo di Sulawesi Utara, namun jambul dan bulunya berbeda.
Bukan itu saja, ucap salah seorang perawat Taman Wisata Pantai (TWP) Kapoposang, kami sudah membuat TWP Kapoposang di dasar laut, dengan cara mengikat cikal karang dengan beton yang sudah kami desain, sehingga TWP ini nanti akan menjadi rumah ikan yang baru sekaligus tempat berkembang biaknya ikan dan coral. “Itu kami lakukan, agar Pulau Kapoposang dapat terus dikunjungi oleh wisatawan, baik lokal maupun mancanegara,” ujarnya.

Namun, disadari atau tidak bahwa ekosistem yang ada di Pulau Kapoposan masih terawat secara natural. Inilah yang dapat menarik wisatawan ke Pulau Kapoposan . Itu salah satu kekayaan yang dimiliki Pulau Kapoposan.

Sayangnya, kata warga, Pulau Kapoposang ini nyaris terlupakan oleh perhatian pemerintah, utamanya Pemkab Pangkep. Baik secara bantuan infrastruktur, maupun peningkatan taraf ekonomi masyarakat Kapoposang . Padahal, Pulau Kapoposang ini dapat dipoles menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD), sekiranya Pemkab Pangkep mau membangun wisata bahari lebih dari sekadar yang tampak mata ini, maka yakinlah devisa daerah bakal terus bertambah.

Topografi  Pulau Kapoposan memang sangat mendukung untuk wisata bawah laut. Makanya olahraga diving atau menyelam sangat cocok di pulau ini. Konstruksi laut yang landai dipenuhi terumbu karang indah. Di bawah pulau ini terdapat beberapa gua yang bisa menambah daya tarik bagi pecinta petualangan bawah laut. Bagi yang suka olahraga berburu ikan dengan panah juga cocok di pulau ini.

Terumbu karangnya sangat bagus dan berwarna-warni. Biar pun tidak menyelam sampai ke dasar laut, terumbu karangnya sudah bisa dilihat.

Bagi Anda yang ingin berwisata ke pulau ini, bisa ke sana saat cuaca bagus. Maklum, kondisi geografis pulau ini yang berbatasan langsung dengan laut lepas, sehingga ombak relatif tinggi terutama di musim hujan. Perjalanan ke sana, khususnya dari Makassar dan Pangkajene bisa ditempuh selama empat hingga enam jam, bergantung jenis perahu yang digunakan.

Untuk tempat menginap, saat ini terdapat bungalow atau sejenis penginapan milik Pemerintah Kabupaten (pemkab) Pangkep yang bisa disewa. Penginapan lainnya saat ini sedang dibangun .

Pulau Lanjukang, Kota Makassar
Pulau Lanjukang, atau disebut juga Pulau Lanyukang, atau Pulau Laccukang, merupakan pulau terluar yang berjarak 40 km dari kota Makassar, termasuk Kelurahan Barrang Caddi, Kecamatan Ujung Tanah. Untuk menuju pulau ini dari kota Makassar, belum ada transportasi reguler, namun bagi wisatawan dapat menggunakan perahu carteran (sekoci) dengan mesin 40 PK untuk 10 penumpang dengan biaya sewa Rp. 1.OOO.OOO,- (pulang-pergi) .

Bentuk pulau ini memanjang barat daya – timur laut, dengan luas mencapai lebih 6 ha, dengan rataan terumbu yang mengelilingi seluas 11 ha. Pada timur merupakan daerah yang terbuka dan terdapat dataran yang menjorok keluar (spit).
Di sisi barat bagian tengah, terdapat mercusuar. Vegetasi di pulau ini cukup padat, dengan sebaran pohon merata, didominasi oleh pohon pinus dan pohon kelapa serta pohon pisang dibagian tengah pulau.

Sarana umum yang tersedia masih relatif sangat terbatas.
Fasilitas pendidikan dan kesehatan belum tersedia. Instalasi listrik dengan 2 buah generator hanya beroperasi antara pukul 17.30 – 21 .00 Wita. Terdapat sebuah sumur air payau di bagian tengah pulau untuk kebutuhan sehari-hari.

Kita juga dapat menjumpai 2 buah warung kecil dengan barang dagangan yang sangat terbatas. Selain itu terdapat sebuah mushallah semi permanen. Pemukiman penduduk terkonsentrasi di sisi utara pulau yang relatif lebih aman pada musim timur dan barat.

Resort Pulau Lanjukang
Pulau ini belum dilengkapi dengan fasilitas dermaga kapal. Disisi bagian barat, pada surut terendah terdapat rataan terumbu karang yang mencapai jarak 1 km dan pada jarak 2 km terdapat daerah yang mempunyai kedalam yang curam hingga lebih 100 m. Wilayah perairan disisi selatan, timur, dan utara pulau ini merupakan alur pelayaran kapal.

Fasilitas resort sudah tersedia berupa 2 buah bangunan rumah batu semi permanen sebagai guest house bagi wisatawan ke pulau ini. Walaupun fasilitas sangat terbatas, bagi mereka yang menyenangi suasana alami, pulau ini ini salah satu tempat yang ideal bagi mereka yang ingin melakukan camping atau sekedar berjemur di pantai pasir putih yang indah dan bersih, atau bagi mereka yang gemar bersnorkling disekitar perairan pulau ini, panorama taman laut dan keanekaragaman biotanya dengan laut yang bersih menjadi daya tarik tersendiri.

Kondisi terumbu karang di sekitar pulau umumnya masih baik dan sangat menarik untuk kegiatan snorkling. Kita dapat menjumpai berbagai jenis spesies karang, karang lunak, ikan karang, dan ikan hias, serta biota lautnya.

Pulau Kodingareng Keke
Pulau yang satu ini tidak tercatat adanya penduduk di pulau ini. Namun, tampak  bangunan peristirahatan semi permanen bagi wisatawan yang berkunjung ke pulau ini. Konon kabarnya, Bangunan dikelola oleh seorang warga negara Belanda, dan telah menanam kembali beberapa pohon pinus. Namun belakangan bangunan, pasir dan dermaga tersebut hancur terkena badai dan tinggal puing-puingnya saja.

Pada sisi barat terdapat dataran penghalang yang terbentuk akibat proses sedimentasi yang tersusun atas material pecahan koral. Ada pasang terendah, terdapat dataran yang cukup luas dibagian barat pantai. Perairan sebelah baratlaut merupakan daerah yang cukup luas dengan kedalaman kecil dari 5 meter hingga mencapai 2,5 km dari garis pantai, sedangkan di perairan sebelah timur dan selatan merupakan alur pelayaran masuk dan keluar dari pelabuhan samudera Makassar.

Perairan di sekitar pulau ini merupakan tempat yang ideal bagi mereka yang menyenangi snorkeling. Kondisi terumbu karangnya umumnya terjaga dengan baik, dengan ikan-ikan karangnya yang cantik membuat panorama bawah lautnya semakin asri. Bagi anda yang tidak menggemari snorkling/diving, dapat anda menikmati hamparan pasir putihnya.

Pulau Samalona
Hari menjelang malam, Kapal Wisata dan kru tour press hanya mampu melihat dari atas kapal, dari kejauhan Pulau Samalona menyimpan sejuta keindahan. Bak gadis jelita yang alami tanpa make up, riuhnya gelombang dan semilir angin sepoi basah mengantar puluhan mata yang berada di Kapal Wisata menorehkan kekaguman dan pujian yang amat syahdu.

Menurut Ketua Panitia, Tajuddin B. Samad (akrab disapa om Bram) bahwa, Pulau Samalona dengan pasir putih dan air lautnya yang biru jernih, masih terlihat bersih dan nampak indah dipandang mata serta jauh dari limbah pabrik dan kapal besar.

Bagi para pecinta wisata bahari, kata Bram, khusus bagi para penyelam, Pulau Samalona masih menjadi ikon dan aset bagi pemerintah dan masyakarat. 

“Semua akan menjadi indah pada waktunya, ketika Pemerintah Provinsi Sulsel dan Kota/Kabupaten serta elemen masyarakat ingin bergandengan tangan membangun dan mengangkat nilai-nilai wisata bahari dan budaya yang nyaris musnah,” tandas Bram penuh semangat. (Safri)



Posting Komentar

0 Komentar