PATTIRO JEKA TINGKATKAN STATUS KIBBLA DI TANABATUE - BONE



Program pemerintah dalam peningkatan pelayanan kesehatan terhadap Ibu dan bayi hampir dikata stagnan. Pasalnya, angka kematian ibu dan bayi pasca melahirkan dinilai masih tinggi. Artinya, pengetahuan kesehatan masyarakat, utamanya para ibu di desa-desa belum terjamah dengan baik.

Mencermati hal tersebut Pattiro Jeka (Pusat Telaah dan Informasi Regional ) menggelar pertemuan perkenalan perdananya, tentang program Transparancy for Development (T4D) di Aula kantor Lurah Tanabatue, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone yang berbatasan dengan Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.

Menurut fasilitator Pattiro Jeka, Noprita, MS  bahwa program ini yang bertittle T4D (Transparancy for Development) kali ini mengusung tema, “ISU KIBBLA” yakni Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir. Pertemuan ini dihadiri dari unsure Pemerintah Setempat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda (i), Organisasi Wanita (PKK dan Kader Posyandu) serta beberapa ibu hamil yang turut menghadiri pertemuan ini.

Pada Kesempatan itu, Lurah Tanabatue, Andi Mursalin AS, S. Sos, dalam arahannya mengatakan, program Pattiro Jeka ini sangat baik. Ia selaku pemerintah setempat sangat merespon program tersebut. “Kegiatan seperti ini patut diberi apresiasi positif, sebab program Pattiro Jeka ini sejalan dengan program “Kabupaten Sehat” yang sedang di galakkan oleh Pemerintah Kabupaten Bone,” ungkap Mursalin sekaligus membuka, Pertemuan Perkenalan Perdana, sekira pukul 10.00 wita, baru-baru ini (03/12/15).


Menyambung apresiasi pemerintah, fasilitator Pattiro Jeka, Noprita, MS menjelaskan, program T4D  ini tak luput dari dukungan Kadis Kesehatan Bone yang dituangkan dalam surat rekomendasi kemasing-masing desa / kelurahan intervensi dari Program Pattiro Jeka ini.
Menurut Noprita, Tahun 2013, angka kematian Ibu hamil dan melahirkan 25 kematian/hari atau 1 kematian / jam, sedangkan bayi dan balita meninggal 413 kematian/hari atau 17 kematian / jam.

“Nah, bagaimana jika hal itu terjadi pada saudara atau kerabat dekat bahkan anak kita sendiri? Tentunya ini mengundang rasa keprihatin kita semua, khususnya warga KelurahanTanabatue, yang secara tidak langsung turut larut merasa menjadi bagian dari kedukaan tersebut,” papar fasilitator, Noprita.

Lain halnya dengan Hamsinah, S, ST, Tim POKJA IV, yang hadir pada pertemuan tersebut, Ia mengungkapkan bahwa Kelurahan Tanabatue sendiri dalam 2 tahun terakhir mengalami beberapa kasus di antaranya, kasus pendarahan pada ibu melahirkan yang nyawanya tidak tertolong.
“Kasus ibu melahirkan anak kembar yang mengakibatkan salah seorang dari anak kembar tersebut harus meregang nyawa, dan beberapa kasus KIBBLA lainnya yang tidak dapat disebut satu persatu,” ungkap Kader Posyandu Mawar, Kelurahan Tanabatue.

Fasilitator Pattiro Jeka menambahkan, serangkaian kegiatan yang akan di lakoni selama berada di Kelurahan Tanabatue hingga berada di Minggu ke 18. Dan meminta kesediaan 15 orang warga yang nantinya akan di rekrut sebagai Pegiat Warga yang menjadi mata dan ujung tombak dari program ini.

Harapan Lurah Tanabatue kedepan kegiatan Pattiro Jeka terus berkesinambungan sehingga pengetahuan kesehatan warga di daerah dapat meningkat. “Kami senantiasa memberi support kepada fasilitator demi tercapainya peningkatan kondisi KIBBLA kearah yang lebih baik buat Kelurahan Tanabatue kedepannya” harap Lurah Tanabatue, Andi Mursalin AS, S. Sos.(Adwin/nopri/amna)

Posting Komentar

0 Komentar