Gerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau Negara Islam di Irak dan Suriah dinyatakan sebagai gerakan terlarang di Indonesia. Penyebaran gerakan ini perlu diwaspadai karena mengajarkan ajaran radikal yang bertentangan dengan Pancasila dan bisa menggoyahkan NKRI.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan menolak dan berupaya menghalangi penyebaran ajaran ISIS. Penyebaran ajaran ini dikalangan muda harus diwaspadai mengingat ISIS mudah diikuti pemuda dan remaja.
Mahasiswa baru yang jumlahnya cukup banyak di Yogya bisa menjadi sasaran empuk untuk berkembangnya ajaran tersebut, jika tidak hati-hati.
Sekretaris Umum MUI DIY, Kamaludiningrat mengatakan perguruan tinggi di Yogyakarta dihimbau untuk memberikan pembekalan kepada mahasiswanya. Terutama mahasisawa baru agar tidak terprovokasi dengan ajaran ISIS.
"Perlu ditanamkan pada pelajar dan mahasiswa agar tidak terpengaruh ajaran ISIS. Kita himbau untuk waspada terhadap ajakan gerakan radikal ISIS, apalagi sekarang masa mahasiswa baru,"kata Kamaludiningrat di Kantor MUI DIY, Sabtu (9/8/2014).
Pihaknya mengatakan, ISIS mengajarkan kekerasan, pemaksaan kehendak, penghancuran dan kekerasan lainya. Ajaran ini tidak sesuai dengan prinsip ajaran Islam dan juga bertentangan dengan Pancasila dan UUD 45. Ajaran ISIS juga bisa memecah belah umat Islam.
Apabila ajaran ini berkembang di Indonesia, maka tidak mustahil bisa timbul pemberontakan seperti DI/TII. ISIS hampir sama dengan DI/TII atau NII yang inkonstitusional. Bagi MUI, setiap kegiatan inskonstitusional harus ditumpas.
"Kalau ditemui bendera ISIS ada di Yogya maka bakar saja dan tangkap orang-orangnya," katanya.
Ajaran ISIS Jangan Dikembangkan
Mantan Ketua PBNU KH Hasyim Muzadi mewanti-wanti agar opini Islamic State Of Iraq and Syiria (ISIS) tidak dikembangkan di Indonesia. Pasalnya, kondisi itu justru membangun kekuatan bagi kelompok-kelompok yang menginginkan organisasi itu terbentuk.
"ISIS itu produk pertikaian di Timur Tengah, mengapa dibawa kesini. Lebih baik jangan mengurusi ISIS, biarkan saja. Karena justru memperkuat mereka," kata Hasyim usai pertemuan dengan pengurus Nahdlatul Ulama (NU) di Ponpes Al-Hikam Jalan Cengger Ayam, Malang, Minggu (10/8/2014).
Hasyim menyebut, gerakan-gerakan transnasional ini tidak mengakui kedaulatan negara. Jika dibiarkan akan membahayakan NKRI. "Mengapa dibawa kesini, karena itu buah pertikaian di Iraq dan Suriah. Jauhilah provokasi-provokasi itu," sebut dia.
Menurut Hasyim, di negara ini sudah memiliki embrio-embrio gerakan-gerakan transnasional. Jika tidak ditangkal oleh pemerintah, akan menjadi ancaman di masa depan.
"Embrionya ada disini. Mereka berangkat dari ide yang sama. Untuk membangun kekuatan melalui opini dan provokasi," tutur pengasuh Ponpes Al-Hikam ini.
Ditanya mengenai WNI yang sudah berangkat ke medan perang membela ISIS? Hasyim meminta mereka segera kembali ke Indonesia. Karena aturan internasional memberlakukan warga asing dilarang datang ke negara konflik. "Pulang saja, ngapain kesana," tegasnya.
Deklarasi Penolakan ISIS
Pemerintah resmi melarang gerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia lantaran bertentangan dengan ideologi Pancasila. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Muspida Kota Bandung bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat sepakat menolak paham tersebut.
Kegiatan bertajuk 'Deklarasi Bersama Penolakan Gerakan ISIS' itu berlangsung di Pendopo Bandung, Jalan Dewi Sartika, Sabtu (9/8/2014). Acara tersebut dihadiri ratusan orang antara lain Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Mashudi, Dandim 0618/BS Bandung Letkol Rudy M Ramdhan, Ketua MUI Bandung Miftah Faridl, dan tokoh agama serta masyarakat.
"Kami dengan tegas melarang paham ISIS di Bandung," ucap Emil, sapaan Ridwan, sewaktu memberikan sambutan.
Menurut Emil, seluruh warga Bandung harus bersama-sama menangkal paham radikalisme agar tidak berkembang di Bandung. Dia juga mengingatkan warga tidak bergabung pada kelompok ISIS.
"Warga Bandung jangan terpengaruh paham seperti ISIS," ujar Emil.
Di tempat yang sama, Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Mashudi meminta masyarakat tetap menjaga situasi kondusif dan melaporkan jika menemukan geliat aliran ISIS. Pihak kepolisian, sambung Mashudi, siap menutup ruang gerakan kelompok ISIS.
"Mari kita semua rapatkan barisan menolak ISIS," ucap Mashudi.
Secara simbolis, unsur Muspida Bandung dan perwakilan masyarakat menandatangani surat berisi naskah deklarasi penolakan ISIS di Kota Bandung.
ISIS Itu Haram
Ketua Umum MUI Din Syamsuddin menyebutkan tidak perlu fatwa dengan adanya Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Sebab kegiatan radikal seperti itu sudah pasti haram.
"Teroris tanpa perlu diberi fatwa itu haram. Nggak perlu dinyatakan fatwa haram," kata Din di Kemenag, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (9/8/2014).
Din juga menyebutkan bahwa eksistensi ISIS yang kini merebak sebenarnya tak lebih dari sekedar lagu lama. Namun, Din tetap menanggapi ISIS secara serius.
"ISIS tidak lebih dari metamorfosis gerakan radikal-radikal. Dan yang saya lihat pendukung-pendukung ISIS itu ya itu-itu saja. Jangan overreact. Kita ini baru menangani seperti pemadam kebakaran," kata Din.
Selain itu, Din juga menyebutkan memberikan rekomendasi dengan konsolidasi antara ormas agama dengan pemerintah untuk mengatasi hal ini. Dalam hal ini, Polri, BNPT, dan BIN harus bisa bekerja sama agar kehadiran ISIS tidak meresahkan.
Seluruh Ormas Islam Harus Samakan Persepsi Soal ISIS
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin sengaja mengumpulkan seluruh ormas Islam bersama dengan Polri dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Hal ini penting dilakukan terkait gerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
"Ini sudah merongrong sendi-sendi kehidupan kita berbangsa dan bernegara. Ada baiknya pimpinan ormas Islam untuk kemudian menyamakan persepsi kita untuk menyikapi ini," kata Lukman saat membuka seminar soal ISIS di kantor Kemenag, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (9/8/2014).
Lukman mengatakan, perlunya pembahasan dengan Polri dan BNPT agar ormas-ormas Islam memahami cara kerja ISIS. Dengan demikian, upaya pencegahan bisa dilaksanakan melalui keberadaan MUI, PBNU, Muhammadiyah dan ormas Islam lainnya.
"Agar kita memahami betul peta rekruitmen, bagaimana mereka mensosialiasikan ajaran-ajarannya, bagaimana penggalangan dana mereka," ucapnya.
"Terkait dengan konsep khilafah, perlu kita pahami secara lebih utuh, oleh karenanya MUI, punya tanggung jawab yang sama, bagaimana dalam konsep khilafah ini, bagaimana relevansi dan urgensinya dalam ke-Indonesia-an kita yang majemuk dan beragam," kata Lukman.
Peta Jaringan Teroris di Indonesia Versi Kepala BNPT
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Ansyaad Mbai berbicara soal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di kantor Kementerian Agama (Kemenag). Ansyaad menunjukkan peta jaringan teroris di Indonesia di hadapan ormas-ormas Islam.
Ansyaad yang didapuk sebagai pembicara di acara seminar di kantor Kemenag, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (9/8/2014), itu memulai bahasannya mengenai faktor radikalisme dan terorisme.
"Umumnya menunjuk kemiskinan, pendidikan, marjinalisasi, otoritasian, standar ganda dari negara maju. Meski banyak teori yang dapat menjelaskan namun tidak ada satu single faktor," kata Ansyaad.
Kemudian, Ansyaad juga menyinggung profil terorisme seperti al Qaeda, Jamaah Islamiah, NII, hingga ISIS. Ansyaad lalu menunjukkan peta konsentrasi jaringan teroris di Indonesia.
Tampak dari peta yang ditunjukkan Ansyaad seperti di Aceh yang menjadi qoidah aminah dengan kelompok Dulmatin dari JI, Mustofa (JI/JAT) serta Abu Omar (NII). Sementara di Pulau Jawa ada pula kelompok MIB dengan tokoh Abu Omar dan Abu Roban. Lalu ada pula kelompok Santoso di Sulawesi.
"Tujuan terorisme di Indonesia ini ada yang ingin menggantikan konstitusi bangsa dengan cara jihad memerangi musuh Islam, penghambat seperti dari Barat," kata Ansyaad.
Temuan Grafiti Simbol ISIS di Beberapa lokasi
Persebaran simpatisan gerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) hampir berada di seluruh wilayah Indonesia. Dari beberapa wilayah, anggota ISIS lebih banyak berada di Pulau Jawa.
Seperti dari peta yang ditampilkan oleh Kabag Interkom Polri Brigjen Suparmi Suprapto di kantor Kemenag, sebaran ISIS berada di Medan, Lampung, Jakarta, Banjarmasin, Bekasi, Nusa Kambangan, Sukoharjo, Karanganyar, Malang, Kediri, Lumajang, Lamongan, Poso, Bima, Makassar, dan Ambon.
"Perkembangan dukungan ISIS di Indonesia seperti video ajakan bergabung yang diunggah di Youtube. Selain itu, penggalangan dana di Masjid Muhajidin Surabaya dan temuan grafiti simbol ISIS di beberapa lokasi," kata Suparmi yang menjadi pembicara di seminar Fenomena ISIS di Kemenag, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (9/8/2014).
Namun Suparmi belum mengetahui pasti jumlah pengikut ISIS di Indonesia. Dia hanya mengucapkan jumlahnya diketahui cukup banyak. "Data persisnya belum pasti. Cuma kita mengetahui cukup banyak. Di atas ratusan," kata Suparmi.
"Sementara untuk sasaran masih terpecah. Mereka yang jadi musuhnya itu polisi. Di Bima, Poso, Tasikmalaya, Solo, semua yang jadi sasarannya polisi," tandasnya.
(Sumber: detik.com)
0 Komentar