PEMILIHAN
Salah satu kekuatan yang menjadi ciri khas manusia adalah ia dikaruniai kemampuan untuk memilih. Itulah mungkin sebabnya manusia melakukan pilpres, pilwali, pilkada atau ia sanggup berupaya bangkit untuk suatu inspirasi yang teguh dan memilih jalan agar ia tak kehilangan harapan dan juga tak kehilangan makna kehidupan.Ilmuan Jiremi Bantham mengatakan: “Alam telah menempatkan umat manusia dibawah kendali dua kekuatan, yaitu rasa sakit dan rasa senang. Dan dari kedua kekuatan itu yang menunjukkan apa yang seharusnya manusia tidak lakukan dan memilih apa yang ia akan lakukan”. Di bagian itu pula sisi bastrak yang tak bisa di duga2 harus kongkriet melalui ikhtiar untuk menerangi yang smar2 jadi lebih benderang.
Imam Khomeni mengatakan bahwa: “sebetulnya ummat manusia berdoa bukan hanya mengharap untuk dikabulkan, tapi yang pertama dan utama adalah menyadari bahwa dirinya itu miskin, penuh kelemahan – hanya DIA yang maha sempurna atas segalanya”. Untuk itu, manusia m mendekati-Nya – agar cara dan hasil plihannya tidak seperti kata penyair: jangan sampai dari hal yang paling pahit dalam kepedihanmu hari ini, karena ingatanmu akan kegembiraan di hari kemarin - TITIK
Pemimpinku
Limpahan "nostalgia" berupa janji2 dari para pemimpin negri ini, terasa belum sepenuhnya menemukan bentuknya yang terbaik - khususnya pembuktian seperti yang telah diucapkan. Tahap demi tahap rakyat melewati derita hatinya dengan mencubui kesulitan. Dan saya diantaranya dari rakyat itu hanya bisa menembang dalam nyanyian bugis:janci mutaro-e
sanreka' mubelleng-a...
maknanya :
janji yang telah engkau "simpan" atau engkau ucapkan
engkau sandarkan di kedustaan atau penghiyanatan...
Allahu'alam..
MERDEKA
satu2nya kemerdekaan rakyat dinegri ini, ia masih diberi ruang untuk mengabdi kepada-Nya. Dan hanya ini dapat membangkitkan semangat. Tapi rasa terhibur berada dalam praturan dari para penguasa dan bergabung dengan orang2 berjanji tampa bukti adalah kenyataan yang merasuk kedalam sukma bahwa kita belum sepenuhnya merdeka.Kita belum merasakan bagaimana kebahagiaan kala kejujuran menunjukkan akan kecurangan sehingga kelembutan membenamkan kekerasan. Kita juga belum merasakan bagaimana keadilan mengalir laksana air kehidupan yang membuat kita berani mengatakan yang benar, menghargai perbedaan, saling memuliakan dan membuat generasi pelanjut merasa tenteram pada jiwa mudanya.
Ah... kita benar2 merindukan kemerdekaan - karena didalamnya ada persentuhan yang memikat hati dengan hal yang ada disekitar.
Biarlah kita dengan amat setia bertanya lagi dan lagi: kapankah kita menyaksikan kata2 indah dari pemimpin negri ini menyatu dengan sikapnya. Bukankah rakyat memiliki hak untuk menikmati sikap pemimpinnya dan mengeri apa pemaknaan merdeka yang sesungguhnya.
Untuk itu kalau pertanyyan itu belum terjawab, maka jangan salahkan rakyat ketika mereka berkata: Barang siapa pemimpin yang tidak menyatukan kata dan sikapnya, maka itu termasuk penjajah yang paling menyeramkan dan begitu pula yang enggan menegakkan kemerdekaan, termasuk tak layak disebut hidup baginya.
Dengan rasa pedih saat ini - karena kita harus "terpaksa" dengan berulang -ulang mengalami kesulitan untuk berkata tanpa bikti SELAMAT MERAYAKAN HARI MERDEKA...
Sumber Inspirasi : www.facebook.com/nyonk.supriyadi/notes
0 Komentar